Assalaamu'alaikum. Selamat Datang di Website Eko Priyono, S.Kom, Gr. Semoga bermanfaat...

Kamis, 22 April 2010

Pengorbanan Seorang Ibu......

Ibuku hanya memiliki satu mata. Aku membenci dia ... karena bagiku dia begitu memalukan. Ibuku mengelola sebuah toko kecil di pasar loak. Dia mengumpulkan sedikit gulma dan seperti menjualnya aga kami dapat apa pun uang yang kami butuhkan. Dia bekerja tak pernah mengenal rasa malu. Pada Suatu hari saat disekolah dasar datang undangan agar orang tuaku datang. Dan pada hari itu  ibuku datang. Aku sangat malu pada teman-temanku. Bagaimana dia bisa melakukan ini padaku? Aku membuang muka dan berlari keluar. Keesokan harinya di sekolah banyak teman-temanku mananyakan padaku...... "Ibumu hanya memiliki satu mata?!" dan mereka mengejek saya. 

Aku berharap ibuku segera lenyap dari dunia ini jadi aku berkata kepada ibuku, "Ibu, mengapa kau tidak memiliki mata lainnya? Kau hanya akan membuat saya bahan tertawaan.! Kenapa kau tidak mati ? " Ibuku tidak menjawab. Kurasa aku merasa tidak enak, tapi pada saat yang sama, rasanya baik untuk berpikir bahwa aku harus mengatakan apa yang ingin aku katakan selama ini.  Mungkin karena ibuku tidak pernah menghukumku, tapi aku tidak berpikir bahwa aku telah menyakiti perasaannya dengan sangat buruk. 

Malam itu ... aku terbangun, dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Ibuku menangis di sana, begitu tenang, seolah-olah dia takut bahwa ia mungkin membangunkanku. Aku melirik padanya, dan kemudian pergi meninggalkannya. Karena hal yang saya telah berkata padanya sebelumnya, ada sesuatu yang mencubit di sudut hatiku. Meskipun begitu, aku benci ibuku yang menangis dengan satu mata. Jadi aku berkata pada diriku sendiri bahwa aku akan tumbuh dan menjadi orang sukses, karena aku benci ibuku bermata satu dan kemiskinan yang mendera. 

Lalu aku belajar dengan sungguh-sungguh agar aku mendapatkan beasiswa. Setelah itu akupun pergi dan tinggalkan ibuku dan datang ke Seoul dan belajar, dan mendapat diterima di Universitas Seoul. Dengan semua kepercayaan diri saya, kemudian, aku menikah. Aku membeli rumah sendiri. Lalu aku punya anak, juga. Sekarang aku hidup bahagia sebagai orang sukses. Aku suka di sini karena tempat yang tidak mengingatkan saya pada ibu saya. 

Kebahagiaan ini semakin besar dan membesar, ketika tak terduga seseorang datang menemui saya "Apa?! Siapa ini?!" ... Ini adalah ibuku ... Masih dengan satu matanya. Rasanya seolah-olah langit runtuh pada saya. gadis kecil saya kabur, takut mata ibuku. 

Dan aku bertanya, "Siapakah engkau aku tidak tahu kamu!?!!" seolah-olah saya mencoba untuk membuat yang nyata. Aku berteriak padanya "Betapa beraninya kamu datang ke rumahku dan menakut-nakuti anak saya! GET OUT OF HERE! SEKARANG!" Dan untuk ini, ibuku dengan tenang menjawab, "oh, aku sangat menyesal. Aku mungkin salah alamat," dan ia menghilang. Bagus ... ia tidak mengenaliku. Aku agak lega. Aku berkata pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan peduli, atau berpikir tentang hal ini selama sisa hidupku. 

Kemudian  satu hari, datang surat undangan reuni sekolah datang ke rumah saya. Aku berbohong kepada istri saya mengatakan bahwa saya akan melakukan perjalanan bisnis. Setelah reuni, aku pergi ke gubuk tua, dulu merupakan rumahku ... hanya ingin tahu di sana, aku mendapati ibuku terjatuh di tanah yang dingin. Tapi aku tidak meneteskan air mata. Dia memiliki secarik kertas di tangannya .... itu adalah surat untuk saya. 

Dia menulis:
Anakku ...
Saya pikir hidup saya sudah cukup lama sekarang. Dan ... Aku tidak akan mengunjungi lagi ke  Seoul tapi apakah terlalu banyak yang bertanya apakah aku ingin kau datang mengunjungiku sekali-sekali? Aku sangat merindukanmu. Dan aku sangat gembira ketika aku mendengar kamu datang untuk reuni. Tapi aku memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah .... Bagimu pasti menyesal karena  hanya memiliki satu mata, dan aku telah sangat memalukan bagi Anda. 

Padahal anakku, ketika Kau masih sangat kecil dulu, kau mengalami kecelakaan dan kau  kehilangan matamu. Sebagai seorang ibu, tentu aku  tidak tahan melihat engkau akan tumbuh besar dengan hanya satu mata ... jadi saya memberi Anda mata saya ... saya sangat bangga dengan anak saya yang telah dapat melihat sebuah dunia yang baru untukku, di tempatku, dengan mata tersebut. Aku tak pernah marah pada Anda untuk apa pun Anda lakukan. Beberapa kali kamu marah padaku. Saya berpikir, 'itu karena dia mencintaiku. " Aku rindu saat-saat kau masih muda di sekitar saya. 

Selamat tinggal anakku, Aku sangat merindukanmu. Aku mencintaimu. Kau sangat berarti bagi duniaku. 

Salam Sayang Ibumu


Dan bagaikan halilintar yang menyambar....
Hancurlah Duniaku............

Dan saat itulah baru kubisa menangis untuk orang yang telah berkorban untukku
Maafkanlah aku Ibu........


2 komentar:

  1. PAK EKO CERITAMU SANGAT BAGUS

    BalasHapus
  2. Semoga mejadi inspirasi untukkita semua agar bisa berbuat lebih baik lagi untuk ibu yang kita punya. Sebuah kenangan untuk ibunda yang baru saja pergi meninggalkan saya untuk selama-lamanya. Thanks for your comment

    BalasHapus

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: ekopriyonooke@gmail.com

Our Team Members